CURUP- Warga di empat kecamatan Kabupaten Rejang Rebong terancam sulit mendapatkan minyak tanah (Mitan) untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini disebabkan belum tersedianya pangkalan Mitan di wilayah masing-masing walaupun ada masyarakat harus membelinya dengan harga tinggi. Empat kecamatan tersebut yakni, Kota Padang, Sindang Beliti Ilir, Sindang Beliti Ulu dan Sindang Dataran.
Kepala Dinas Perdagangan dan perindustrian UKM Kabupaten Rejang Lebong, Hamka Rauf, melalui Kabid Perdagangan, Hasmir, ketika dikonfirmasi koran ini, Senin (21/12), membenarkan adanya kecamatan yang belum memiliki pangkalan Mitan. Dikatakannya, untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan harga Mitan di empat kecamatan tersebut pihaknya telah membuat rekomendasi bagi para pengecer. Mereka akan mengirim Mitan di empat kecamatan yang tidak memiliki pangkalan Mitan.
“Para pengecer kan pasti mencari keuntungan, tapi sebagai antisipasi agar mereka tidak menjual mitan ke lokasi-lokasi yang belum ada pangkalan, pihaknya memberikan bajaj untuk pengecer, selagi mereka menjual standar dan keuntungan sesusi dengan jarak tempuh, mereka kita biarkan. Karena para pengecer menolong masyarakat yang susah dapat Mitan, tapi kalau mereka menjual Mitan melampaui batas akan kami tindak,"terangnya.
Disisi lain, hingga saat ini dikatakannya masih banyak terlihat masyarakat antri di pangkalan-pangkalan Mitan yang ada di Kota Curup. Diantaranya di pangkalan Mitan Talang Rimbo, Talang Benih dan beberapa pangkalan lainnya.
Melihat kondisi demikian, Hasmir juga menerangkan, jatah pangkalan diberikan Pertamina di setiap pangkalan sesuai dengan jatah yang ditentukan. “Satu pangkalan mendapatkan jatah 5000 liter setiap bulan, sedangkan jumlah pangkalan di Kabupaten Rejang Lebong mencapai 35 pangkalan. Mungkin masyarakat yang antri karena pasokan dari Pertamina provinsi terlambat masuk,"ungkapnya.
Ia juga mengatakan, ada indikasi-indikasi negatif dari setiap pangkalan untuk menggelapkan stok Mitan yang dijual ke kabupaten lain diantaranya Lubuklinggau. "Ada laporan, Mitan Rejang Lebong banyak disalurkan ke Lubukllinggau karena di sana bisa dijual lebih mahal,”katanya.
Hal ini menurutnya disebabkan subsidi Mitan untuk masyarakat Kota Lubuklinggau sudah tidak ada. Namun kami belum bisa memastikan karena belum ada barang bukti. “Kami akan bekerjasama dengan Polisi dan pihak terkait lainnya, kalau memang Mitan banyak disalurkan ke Linggau akan kami proses sesuai ketentuan yang berlaku,”pungkasnya. (01)




0 komentar