CURUP - Sedikitnya 15 ekor ayam kampung milik Daryo Hanafi (40), warga Talang Rimbo Baru, Kecamatan Curup Tengah, mati mendadak. Diduga ayam itu terkena virus flu Burung.
Akibatnya Hanafi mengalami kerugian jutaan rupiah lantaran ayam seharusnya dijual terpaksa hanya dikuburkan.
Plh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, Afni Sardi melalui Kepala Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Curup, Firi Asdian menjelaskan ciri kematian puluhan ayam itu dipastikan terkena virus flu Burung. “Kita sudah melakukan penyemprotan dan memberi obat pada ayam itu agar tidak menular pada ayam lainnya,” jelas Hanafi.
Seharusnya, kata Firi, sekumpulan ayam berada dalam satu kandang harus dimusnahkan lantaran sudah ada terinfeksi. “Seharusnya yang masih hidup juga dimusnahkan agar tidak menular. Namun pemilik enggan dimusnahkan hingga kita tidak bisa berbuat banyak dengan hanya memberikan obat untuk disemprotkan,” jelas Firi.
Pihaknya minta pemilik ayam agar tidak membiarkan ayamnya diduga sudah terinfeksi serta menjual ke pasaran. “Kalau sudah terinfeksi dan tertular ke ayam lain terlebih lagi jika dijual,” tambah Firi.
Ia mengaku virus flu burung menyerang ayam tidak bisa diberantas habis. “Kita tidak bisa memberantas karena itu virus. Kita hanya bisa mengurangi resiko kerugian pemilik ayam dengan memberikan obat semprot agar tidak menular,” kata Firi. Data didapat dari Puskeswan Curup, angka kematian ayam dari tahun 2010 ke 2011 yang baru hanya menginjak beberapa hari mengalami kenaikan. Pada 2010 kasus kematian ayam lantaran terkena virus flu burung hanya satu kasus di rumah warga BTN dengan jumlah ayam mati 50 ekor.
Sementara tahun 2011 belum genap satu bulan berjalan sudah terjadi dua kasus yang pertama di rumah warga di Kesambe Lama Curup Timur belum diketahui jumlahnya. Dan satunya di Talang Rimbo dengan satu ekor ayam mati.(07)
Akibatnya Hanafi mengalami kerugian jutaan rupiah lantaran ayam seharusnya dijual terpaksa hanya dikuburkan.
Plh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, Afni Sardi melalui Kepala Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Curup, Firi Asdian menjelaskan ciri kematian puluhan ayam itu dipastikan terkena virus flu Burung. “Kita sudah melakukan penyemprotan dan memberi obat pada ayam itu agar tidak menular pada ayam lainnya,” jelas Hanafi.
Seharusnya, kata Firi, sekumpulan ayam berada dalam satu kandang harus dimusnahkan lantaran sudah ada terinfeksi. “Seharusnya yang masih hidup juga dimusnahkan agar tidak menular. Namun pemilik enggan dimusnahkan hingga kita tidak bisa berbuat banyak dengan hanya memberikan obat untuk disemprotkan,” jelas Firi.
Pihaknya minta pemilik ayam agar tidak membiarkan ayamnya diduga sudah terinfeksi serta menjual ke pasaran. “Kalau sudah terinfeksi dan tertular ke ayam lain terlebih lagi jika dijual,” tambah Firi.
Ia mengaku virus flu burung menyerang ayam tidak bisa diberantas habis. “Kita tidak bisa memberantas karena itu virus. Kita hanya bisa mengurangi resiko kerugian pemilik ayam dengan memberikan obat semprot agar tidak menular,” kata Firi. Data didapat dari Puskeswan Curup, angka kematian ayam dari tahun 2010 ke 2011 yang baru hanya menginjak beberapa hari mengalami kenaikan. Pada 2010 kasus kematian ayam lantaran terkena virus flu burung hanya satu kasus di rumah warga BTN dengan jumlah ayam mati 50 ekor.
Sementara tahun 2011 belum genap satu bulan berjalan sudah terjadi dua kasus yang pertama di rumah warga di Kesambe Lama Curup Timur belum diketahui jumlahnya. Dan satunya di Talang Rimbo dengan satu ekor ayam mati.(07)




0 komentar